Jumat, 07 Mei 2010

I've learn something!


Roda kehidupan itu senantiasa berputar. Kadang kita diatas, kadang juga dibawah. Semua ada gilirannya. Karena hidup itu terus berputar seperti roda pedati.


Yah, walaupun gak sama persis, tapi kira-kira seperti itulah ungkapannya. Yang biasanya dimaknai bahwa nasib seseorang itu akan selalu berubah. Kadang mujur, kadang sial, kadang miskin, kadang kaya. Bagi sebagian besar orang ini mungkin benar. Tapi bagi sebagian kecil lainnya, hidup ini seolah-olah tidak berputar. Dari lahir sampai mati tetap kaya terus. Tapi keluarga lain dari lahir sampai mati tetap miskin terus.

Adalah sebuah hari yang baru dan pagi yang indah bagi setiap orang apabila mereka mau merenungkannya setiap kali matahari terbit. Setiap orang akan berusaha memberikan atau mengisi hari-harinya dengan kegiatan dan aktivitas yang positif atau setidaknya menyenangkan baginya. Bagi segelintir orang kegiatan setiap hari adalah kerja keras dan sebagian lagi hanya mengisi waktu mereka sampai matahari tenggelam dengan hal-hal yang menurut mereka penting. Entah itu pekerjaan atau hobi atau mungkin hanya sekedar kegiatan yang tidak jelas arahnya. Setelah tiba matahari terbenam kadang-kadang kita mengulangi rutinitas hari-hari sebelumnya, sehingga mengakibatkan kita sepertinya hidup dalam suatau perputaran roda yang monoton. Suatu hal baru datang dalam hidup kita dan pergi lagi, keheningan kembali menjadi teman setia kita. Pada putaran roda berikutnya kegembiraan dan perasaan yang meledak-ledak kembali mengajak kita untuk menari bersama. Sementara dengan angkuhnya roda kehidupan terus berputar dan kita tetap dalam jalur perputarannya. Pagi dan malam terus bergantian mendampingi kita berjalan mengikuti roda kehidupan.

Akankan roda itu berhenti berputar? Dan membuat kita beristirahat sebentar akan semua susah dan senang yang telah kita lewati? Entahlah. Yang saya tahu roda itu akan tetap terus berputar dengan angkunya tanpa memikirkan kita yang harus terus mengikuti irama putarannya. Harus! Tidak bisa tidak, apabila anda ingin berhenti mengikuti putaran roda tersebut, putus asa dan menyerah adalah teman baru, dan kita akan berada satu ranjang dengan perasaan kalah. Kemudian nafas kehidupan akan meninggalkan kita karena kita sendiri yang mengusir dia.

Maha Suci Allah yang terus dan terus menerus memberikan nikmat-Nya yang tak terhitung lagi jumlahnya. Dan tahu tidak, nikmat Allah itu diberikan silih berganti dengan indah. Kadang kita merasakan nikmat berupa uang yang melimpah, tapi kadang kita juga diberi nikmat merasakan bagaimana rasanya bersemangat dalam berusaha dan berdoa karena tak memiliki uang sedikitpun. Yah, sampai detik ini, kita telah diberi kenikmatan untuk mencicipi banyak pengalaman. Pengalaman gak makan seharian, pengalaman kekenyangan, pengalaman dibentak dosen, pengalaman bersama teman-teman, dll. Semua adalah harta yang takkan mampu kita cari penggantinya. Nasib yang dibilang orang, tak lebih hanya sekedar pertunjukan-pertunjukan yang dipertontonkan Allah pada kita, rangkaian skenario yang telah Allah ciptakan untuk kita. Dan ia juga merupakan pertanyaan-pertanyaan terselubung yang menanti jawaban kita.

Hanya sebuah coretan yang terinspirasi dari sebuah melodi karya Benny Soebardja (Apatis).

Roda-roda terus berputar
Tanda masih ada hidup
Karna dunia belum henti

Berputar melingkar searah

Terik embun sejuta sentuhan
Pahit mengajuk pelengkap
Seribu satu perasaan
Bergabung setangkup senada

Jurang curam berkeliaran
Tanda bahaya sana sini
Padang rumput lembut hijau

Itupun tiada tertampak

Sudah lahir sudah terlanjur
Mengapa harus menyesal

Hadapi dunia berani
Bukalah dadamu
Tantanglah dunia

Tanyakan salahmu wibawa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar